CAra budidaya sapi potong yang ada di Indonesia masih banyak dikelola dengan cara tradisional yang masih sedikit jumlahnya atau sering disebut usaha berskala kecil ternaknya. Hal ini disebabkan faktor kemampuan para peternak yang memiliki modal terbatas, dan juga pengetahuan untu ternak sapi potong yang baik.

Sapi merupakan salah satu jenis hewan yang menjadi andalan untuk bisa menyediakan kebutuhan akan bahan pangan yang berupa daging. Kebutuhan akan bahan pangan seperti daging setiap hari akan meningkat, seiring dengan semakin bertambahnya penduduk yang ada di Indonesia. Apabila dilihat dari segi ekonomi, maka ternak sapi akan sangat menguntungkan.

Melalui cara penggemukan untuk sapi potong merupakan cara pemeliharaan sapi yang sudah dewasa yang kondisi fisiknya kurus badannya bisa kita tingkatkan berat badannya melalui proses pembesaran daging sekitar 3 – 5 bulan. Ada 3 hal yang menjadi prinsip sehingga bisa diperhatikan dan dilakukan agar metode cara beternak sapi untuk mendapatkan hasil yang maksimal yan dikenal sebagai prinsip 3 K yang terdiri dari :

Kualitas
Kuantitas
Kesehatan

Usaha peternakan sapi potong yang ada di negara kita masih mayoritas mempunyai pola tradisional dan menjadi usaha sambilan. Terjun ke usaha peternakan sapi tentunya merupakan jenis usaha yang akan memerlukan modal besar, sementara usaha ini akan sangat menjanjikan keuntungan yang besar juga. Sapi potong sering disebut sapi pedaging yang khusus diambil dagingnya. Kesuksesan dalam setiap usaha akan menjadi harapan setiap orang tidak terkecuali oleh para pengusaha.

Cara budidaya sapi potong yang perlu diperhatikan untuk bisa beternak sapi potong adalah sebagai berikut :

Pemilihan jenis sapi

Jenis sapi potong yang ada di Indonesia biasanya akan digunakan sebagai bakalan sapi potong sebagai sumber daging seperti : sapi Bali, sapi Aceh, sapi Madura, sapi Limousin, sapi Ongole, sapi PO (peranakan ongole). Dari jenis sapinya sendiri akan mempunyai sifat – sifat yang khusus dan khas, bisa dilihat dari bentuk luarnya berupa : ukuran, warna, bulu dan dari genetiknya (laju pertumbuhan ).

Pemilihan Bakalan

Menjadi faktor penting sebelum memulai beternak karena pemilihan bakalan yan baik akan mempengaruhi hasil untuk usaha penggemukan sapi dengan beberapa ciri seperti :

Jenis kelamin jantan
Bulunya halus
Tubuh kurus, tulang terlihat menonjol, tapi
Bentuk tubuh panjang, lebar, dan bulat dengan panjang minimal 170 cm, lingkar dada 133 cm, tinggi pundak minimal 135 cm.
Mata bersinar cerah

Pemeliharaan bisa dilakukan dengan melalui tata cara yang harus diperhatikan seperti :

Pemilihan lokasi untuk kandang sapi

Lokasi peternakan sebaiknya berada di lapangan yang luas, dan rumput yang melimpah. Ukuran luas tempat disesuaikan dengan jumlah ternak. Makanan utama lebih baik dari rumput, karena satu sapi saja bisa mengkonsumsi 1/3 dari berat tubuhnya. Kandang yang baik dan sehat harus kering dan bersih, kadang mendapat sinar matahari supaya tetap kering dan tidak lembab.

Pakan

Menjadi hal penting dan utama karena berdasarkan beberapa referensi keilmuan yang dilihat dari sisi fisiologis dan pencernaannya sapi bisa di golongkan ke dalam jenis hewan ruminansia. Hewan ruminansia adalah hewan yang pencernaannya ada 3 proses yaitu :

Secara mekanis dari mulut dengan bantuan air ludah ( saliva )
Secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan dari mikroba rumen
Secara enzimatis setelah melalui rumen

Cara budidaya sapi potong seiring dengan pertumbuhan jumlah populasi yang ada di Indonesia, sehingga dapat dipastikan jumlah permintaan daging juga meningkat. Pemilihan sapi yang akan di gunakan sebagai bakalan sapi untuk penggemukan harus benar – benar diseleksi sebaik mungkin, karena bakalan sapi yang bagus akan bisa menerima asupan setiap makanan yang diberikan.